AzNisa

Minggu, 30 Januari 2011

Menebak Kelakuan Saat Dewasa Ketika Usia Anak 3 Tahun


Ciri-ciri anak yang akan tumbuh menjadi seorang pelaku kriminal bisa dikenali sejak usia 3 tahun. Jika di usia tersebut anak belum juga punya kontrol diri, saat dewasa ia punya kecenderungan lebih besar untuk berperilaku negatif. (foto: syaarar.com)

Ciri-ciri anak yang akan tumbuh menjadi 
seorang pelaku kriminal bisa dikenali sejak
 usia 3 tahun. Jika di usia tersebut anak
 belum juga punya kontrol diri, saat dewasa 
ia punya kecenderungan lebih besar untuk
 berperilaku negatif.

Tim peneliti gabungan dari Inggris, 
Amerika Serikat dan Selandia Baru mengungkap
 hal itu setelah mengamati 1.000 responden
 yang lahir antara April 1972 hingga Maret 1973. Kontrol diri para responden saat 
masih berusia 3 tahun dinilai berdasarkan pengakuan para guru dan orang tuanya.
Saat para responden tumbuh hingga usia 30-an tahun, peneliti membandingkan 
perilakunya saat itu dengan kemampuan kontrol diri saat masih kecil. Ternyata
 responden yang kurang mampu mengontrol dirinya lebih banyak yang hidupnya
 bermasalah.

Selain lebih banyak yang jadi pelaku kriminal, kelompok responden yang kurang
 memiliki kontrol diri juga lebih banyak terserang penyakit mulai dari tekanan
 darah tinggi, kelebihan berat badan hingga gangguan pernapasan. Sebagian 
di antaranya juga mengalami kecanduan zat adiktif seperti rokok, alkohol dan
 obat terlarang.

"Ini adalah penelitian pertama yang mengungkap bahwa kemauan dan kontrol
 diri di masa kecil mempengaruhi kesempatan untuk berperilaku sehat saat
 dewasa," ungkap Dr Terrie Moffitt, salah satu peneliti dari 
King's College London seperti diberitakan Dailymail, Sabtu (29/1/2011).

Kontrol diri para responden di masa kecil dinilai antara lain berdasarkan
kemampuannya mengatasi rasa frustrasi dan merumuskan cita-cita.Kontrol 
diri yang buruk pada anak-anak ditandai dengan kecenderungan untuk bertindak 
dulu sebelum berpikir dan cenderung over-acting.

Menurut Dr Moffitt, perilaku-perilaku di masa kecil tersebut berhubungan erat 
dengan kecenderungan perilaku saat memasuki usia 30-an tahun. Bukan hanya 
kesehatan fisik dalam hubungannya dengan penyakit, tetapi juga kesehatan 
mental yang mempengaruhi perilaku dan kemampuan dalam bersosialisasi.
Salah satu tantangan untuk orang tua ada bagaimana memilihara kelakuan negatif 
anak-anak mereka. Apa yang cara untuk menghadapi kemarahan anak anda 
dalam lingkungan umum? Bagaimana cara berhenti saudara kandung tidak 
berkelahi bersama? Apa cara mencabut anak remaja dari komputer dan meluangkan 
waktu untuk pelajaran sekolah? Pelatihan memberikan alat-alat yang baru untuk
pemeriksaan kelakuan anak-anak kita dan menemukan cara-cara 
yang baru untuk mengakibatkan perubahan yang positif. Begini, ada tiga 
pemandangan yang segar 
tentang kelakuan jika bisa berubah cara anda pengalaman anak anda.
1. Wujud anak lebih luas dari pada hanya kelakuan Dia.
Kelakuan adalah perwujudan luar pikiran dan emosi. Selain kelakuan 
mereka, anak-anak mempunyai kepercayaan, nilai-nilai, aspirasi, 
keinginan, nafsu, minat, ketakutan dan lain lain. Mengenali bahwa 
wujud anak-anak kita lebih luas dari hanya kelakuan yang penting. 
Jika kita bisa menolak kelakuan negatif anak-anak kita, itu penting 
bahwa kita lanjut menerima anak-anak kita pikiran dan emosi mereka 
walaupun kita tidak setuju dengan mereka.
2. Setiap Kelakuan Digerakkan Bermaksud Yang Positif.
Setiap kelakuan menjadi alat untuk anak melaksanakan sesuatu, 
dengan sadar atau tanpa sadar. Kemarahan mungkin ada usaha 
oleh mereka untuk mendengar keinginan mereka atau apa mau 
mereka inginkan. Memukul saudara mereka mugkin menjadi alat 
untuk menegaskan batas pribadi mereka. Bercakap-cakap dengan 
teman-teman lewat komputer mungkin menjadi saluran untuk memuaskan 
kebutuhan sosial mereka yang paling penting untuk hampir semua 
remaja dari pada pelajaran mereka. Dari panduan anak, semua maksud 
ada ‘positif’. Tapi ada beberapa kelakuan dengan akibat yang negatif 
(Contoh, Tidak belajar di sekolah dan mengalami kegagalan di ujian
 sekolah).
Tantangan kita mencari pengertian tentang maksud yang lebih 
dalam  anak kita.
3. Kelakuan apapun yang tersedia menjadi pilihan terbaik 
untuk anak pada batas waktu.
Anak-Anak dan remaja melihat dunia lewat pandangan yang 
berbeda dari pada orang dewasa. Aksi mereka seringkali menjadi 
terbatas oleh karena itu, mereka merasa pilihan yang batas dalam 
pandangan dunia yang batas tergantung mereka. Oleh karena itu, 
mereka memilih pilihan baik berdasarkan kepercayaan bahwa 
pilihan ini dapat memuaskan, tidak apa apa jika pilihan ini ada 
pandir atau buruk. Anak kecil yang baru belajar berjalan mungkin 
dikondisikan oleh perawat dia untuk kepercayaan bahwa 
kemarahan salah satu cara untuk memuaskan  kebutuhan dia. 
Ada alternatif, yaitu hidup dengan kekecewan dia. Tetapi, mungkin 
ada suatu anak menemukan bahwa menjadi lucu dan pantas 
cara lebih cocok untuk memuaskan kebutuhan dia.
Peran kita adalah membantu anak-anak kita memperluas pilihan 
mereka sehingga memperkaya dunia mereka dan memungkinkan
mereka memeuaskan kebutuhan mereka dari kelakuan yang positif.
Contoh, kami bisa bertanya anak kami dengan keinginan tahu
 “Saya ingin tahu apa yang anda bisa selesaikan dengan tindakan ini?” 
Dalam proses ini, kami menimbulkan daya cipta dan kepanjangan 
akal daya mereka dalam menemukan cara yang baru untuk memusakan 
kebutuhan mereka tak gangguan.
Anak-anak, lebih mungkin adopsi kelakuan yang baru dilahirkan sendiri 
oleh mereka, dibanding kelakuan dituntut oleh kami. Kelakuan yang benar 
dan  senantiasa bisa keluar dari diri mereka. Sebagai pelatih, kunci untuk 
membantu anak-anak kami berubah kelakuan mereka yang positif 
perlu pengertian maksud didalam mereka dan memandu mereka untuk
memeriksa pilihan yang baru tentang aksi untuk memuaskan kebutuhan 
mereka secara positif. 
(fn/dt/tp) www.suaramedia.co