AzNisa

Minggu, 23 Januari 2011

Ukhuwah di Dunia Maya, Mungkinkah?


Senin, 27 Desember 2010 23:32 Pendidikan Ditulis oleh: Alexyusandria Moenir


RM-forumAlhamdulillah, kemajuan teknologi komunikasi telah membuat manusia yang berjauhan bisa menjadi dekat. Bahkan di zaman sekarang persahabatan dapat terjalin tanpa pernah ada tuntutan untuk saling bertemu muka. Ya, itulah keistimewaan dunia maya, tempat di mana sesama saling berkenalan tanpa pernah bertemu dan bersahabat tanpa pernah tahu sejauh mana kebaikan dan keburukan teman yang berada didunia maya tersebut.
Sebagai hamba Allah yang mengikuti sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, pada dasarnya sebagai muslim kita dilarang untuk berprasangka buruk terhadap sesama.
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk, sebab prasangka buruk adalah ucapan yang paling bohong." [Muttafaq Alaihi]
Bahkan Allah subhanahu wata'ala dalam Kitabullah juga mengingatkan manusia agar berhati hati terhadap prasangka yang merupakan perbuatan yang merugikan diri manusia sendiri.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.(QS Al Hujuurat 49 : 12)
Memang, berprasangka buruk terhadap sesama itu tidak boleh dan dilarang, namun sebagai manusia yang hidup di dunia yang banyak berisi kebohongan dan kejahatan, tentu saja kita harus hati-hati dalam memilih teman dan dalam menjalin persahabatan. Resiko yang harus kita hadapi dalam persahabatan didunia maya tak terlepas dari kebohongan dan penipuan, karena masing masing kita dapat saja menutupi keburukan diri sendiri agar tidak diketahui oleh orang lain, dan hanya seorang insan dan Allah lah yang tahu apa yang terkandung dalam hati masing masing, karena niat seseorang terhadap dunianya sulit buat manusia lain untuk menebaknya.
“Permisalan teman duduk yang baik dan teman duduk yang jelek seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. (Duduk dengan) penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberimu minyak wanginya, bisa jadi engkau membeli darinya dan bisa jadi engkau akan dapati darinya aroma yang wangi. Sementara (duduk dengan) pandai besi, bisa jadi ia akan membakar pakaianmu dan bisa jadi engkau dapati darinya bau yang tak sedap.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam pergaulan didunia maya, masing masing kita berusaha buat tampil baik dan menutupi sebanyak mungkin cela yang ada didalam diri. Sebenarnya hal ini tidaklah salah, karena tak seorangpun diantara manusia mau kejelekannya diketahui orang banyak, dan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam pun melarang kita untuk membukakan aib sesama, karena hal ini dapat mempermalukan seseorang.
Banyak cara seseorang dalam membuat tampilan dirinya terlihat baik agar disukai oleh orang lain, dansebagai sesama muslim, tak pantas bagi kita untuk berusaha mengorek ngorek dan mencari cari kekurangan seseorang, lalu mengungkapkannya sehingga dapat memepermalukannya.
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat; barangsiapa memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat; dan barangsiapa menurutpi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan Akhirat; dan Allah selalu akan menolong hambanya selama ia menolong saudaranya." [Riwayat Muslim]
Allah tidak menyukai ucapan buruk[371], (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya[372]. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS An Nisaa' 4 : 148)
[371]. Ucapan buruk sebagai mencela orang, memaki, menerangkan keburukan-keburukan orang lain, menyinggung perasaan seseorang, dan sebagainya.
[372]. Maksudnya: orang yang teraniaya oleh mengemukakan kepada hakim atau penguasa keburukan-keburukan orang yang menganiayanya.
Menilai seseorang apakah baik atau buruk, tidaklah mudah, apalagi tanpa pernah bertemu muka. Bahkan terhadap seseorang yang dekat dengan kita sehari haripun, tak jarang kita menemukan sesuatu hal yang membuat kita terkejut karena selama bergaul dengannya kita tak pernah mengetahuinya.
Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu[1479] maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS At Taghaabun 64 : 14)
[1479]. Maksudnya: kadang-kadang isteri atau anak dapat menjerumuskan suami atau ayahnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan agama.
Sebagai hamba Allah yang dikaruniai akal untuk berfikir, sudah selayaknya kita berhati hati dalam memilih teman bergaul tanpa perlu mendiskreditkan seseorang dimuka umum. Memang butuh kejelian buat menilai seseorang, tanpa perlu menyinggung kejelekannya secara terus terang, karena pembuktian terhadap jati diri seseorang tersebut kadang kadang butuh waktu yang lama.
Begitu pula dalam persahabatan melalui dunia maya ini, akan lebih sulit lagi dalam menilai seseorang dari sisi akhlaknya, kecuali atas apa yang dikatakannya baik secara lisan maupun tulisan.Karena kita tidak bertemu muka langsung dengan yang bersangkutan, jadi tidaklah adil jika kita menilai buruk seseorang hanya karena sekali kali dia menggunakan bahasa yang kurang baik dalam tulisannya, namun jika berterusan buruk, sudah sepatutnya kita berhati hati dalam menghadapinya.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam sangat menganjurkan ummatnya untuk membina silaturahim terhadap sesama muslim, karena banyak kebaikan yang didapat ketika seorang hamba menyambung silaturahim dengan sesamanya.
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung hubungan kekeluargaan (silaturahmi). (Shahih Muslim No.4638)
Pergaulan didunia maya dengan kelebihan dan kekurangan yang ada didalamnya, sebenarnya tak banyak berbeda dengan pergaulan yang dijalani didunia nyata, bahkan mungkin lebih aman ketika terjadi perselisihan ataupun  perdebatan dalam tulisan. Sifatnya yang minim tatap muka mengurangi kemungkinan terpicunya emosi dibandingkan  dalam pergaulan didunia nyata, dimana emosi lebih mudah terpancing keluar ketika terjadi perselisihan karena perbedaan pendapat.
Sebagian orang menganggap bahwa pergaulan didunia maya ini hanyalah mainan saja, sementara sebagian lain menjadikannya sebagai silaturahim sesungguhnya, sehingga hubungan yang terjalin bukanlah basa basi belaka. Bahkan diantara orang orang yang terlibat dengan silaturahim didunia maya ini, masing masing individu berusaha keras menunjukkan niat baik yang ada dengan menjalankan fastabiqul khairat diantara sesama. Saling nasehat menasehati dan ingat mengingatkan dalam kebaikan, meskipun belum pernah bertemu muka. Namun niat baik yang ada telah diaplikasikan dalam bentuk tulisan yang bermanfaat untuk kepentingan akhirat sesama.
Dan hanya Allah lah Yang Maha Tahu kearah mana silaturahmi didunia maya ini bermuara, karena kita hanyalah hambaNya yang berusaha menjalani silaturahim diantara sesama dengan niat baik , sementara muara dari tujuan dan niat hati masing masing, biarlah itu menjadi urusan Allah. Apakah silaturahim didunia maya ini mampu membantu kita untuk menjalin Ukhuwah Islamiyah yang sebenarnya ataukah sebailiknya ... ?
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS Al Hujuraat 49 : 10)
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS Al ‘Ashr 103 : 1 – 3)
Maka seorang hamba akan memperoleh kemuliaan manakala dia melaksanakan apa yang telah dilakukan oleh para nabi dan rasul. Nasehat merupakan salah satu sebab yang menjadikan tingginya derajat para nabi, maka barangsiapa yang ingin ditinggikan derajatnya di sisi Allah, Pencipta langit dan bumi, maka hendaknya dia melaksanakan tugas yang agung ini[Qawaid wa Fawaid (hal. 94-95)]
Hadis riwayat Jarir bin Abdullah radhiallahu anhu, ia berkata: Aku berbaiat kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. untuk selalu mendirikan shalat, memberikan zakat dan memberi nasehat baik kepada setiap muslim. (Shahih Muslim No.83)
Wallahu ‘alam bishshawab ...

Alexyusandria MoenirDitulis oleh :        
Alexyusandria Moenir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar